Dalam memperingati Haul Mbah Guru (Sayyid Husein Bin Ja’far Al-Wahad Al-Yamani) yang ke-57, Panitia Kegiatan melaksanakan beberapa agenda kegiatan mulai tanggal 10-12 September 2018. Kegiatan ini meliputi Festival Tongklek , Festival Hadroh, Tahtimul Quran, dan Pengajian Umum, untuk Susunan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagaimana berikut. (more…)
Bancar, Tuban – Bersyukur dalam mesyukuri kenikmatan yang kita lalui selama 73 tahun merasakan kemerdekaan indonesia mungkin di tiap desa memiliki cara atau tradisi yang berbeda, namun masyarakat masih memberikan sebutan malam tirakatan. Malam tirakatan disini merupakan sebuah cara kita generasi penerus untuk bersyukur dengan rahmat Allah yang maha esa yang telah memberikan kenikmatan dalam memberikan sumbangsih mengisi kemerdekaan dengan profesi masing-masing. Pada tanggal 16 Agustus 2018 dimasing-masing tempat banyak mengelarkan acara tasyakuran dan doa bersama, salah satunya di Pendopo Kecamatan Bancar Tepat pukul 19.30 Bakda Isya’ dilaksanakan acara malam tirakatan dengan membaca tahlil dan doa bersama untuk mengenang para pejuang, para pendahulu kita yang telah mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan Malam Tirakatan di Pendopo Kecamatan Bancar
Malam tirakatan yang dihadiri Forkompimka, Tokoh Agama, Perwakilan Pemerintah Desa se-Kec Bancar, Instansi UPTD, maupun Tingkat provinsi. Bapak Drs. Danarji,MM selaku Camat Bancar membuka acara tersebut dengan rasa syukur dan berterima kasih atas kehadiran para undangan. Untuk lebih untuk sambutan beliau bisa menyimak video dibawah ini :
Selain di Pendopo kecamatan, di Desa Margosuko Kecamatan Bancar juga menggelar acara serupa dengan tujuanpun sama, yaitu mensyukuri nikmat kemerdekaan Indonesia ke-73, yang tak lain semua merupakan usaha semua jasa pejuang, tokoh agama, warga sipil yang telah gugur dalam merebutkan kemerdekaan Indonesia, tugas kita sebagai generasi muda penerus, harus bangkit mampu mengukir prestasi sesuai Tagline Kerja Kita, Prestasi Bangsa. Dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari faktor internal yang dapat merusak persatuan.
Malam Tirakatan Menjelang 17 Agustus di Balai Desa Margosuko
Hai Adik-Adik Anggota Pramuka, walaupun hari pramuka sudah lewat, kakak mau memberikan sedikit pengetahuan, yang mungkin kalian belum tahu. Nah, Tahukah Kamu? alasan mengapa pakaian yang kalian gunakan dalam Pramuka berwarna cokelat. Simak baik-baik ya dibawah ini kakak akan jelaskan yang di ambil dari berbagai sumber.
4 Alasan Seraga Pramuka Berwarna Cokelat
Pertama adalah alasan untuk mengenang jasa pahlawan. Warna cokelat sengaja dipilh agar anggota Pramuka tak lupa pada semangat dan jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk negara. Hal itu secara resmi tercantum pada Bab I Pasal 5 Ayat B dalam Petunjuk Penyelenggaraan Pakain Anggota Gerakan Pramuka
Kedua, mengutip berbagai sumber, warna cokelat muda pada kemeja mencerminkan air yang mengalir di seluruh negeri. Sedangkan warna cokelat tua pada rok atau celana menggambarkan warna tanah di Indonesia. Sementara warna merah-putih pada setangan leher bermakna bahwa anggota Pramuka harus siap mempertahankan kibaran bendara di tanah airnya
Ketiga adalah warna cokelat tunas kelapa sebagai perlambang Pramuka yang diciptakan oleh salah satu tokohnya, Soenardjo Atmodipurwo. Tunas kelapa diartikan sebagai tunas penerus bangsa. Buah kelapa yang tahan lama menggambarkan sifat anggota Pramuka yang kuat secara jasmani dan rohani. Selain itu, buah kelapa yang bias tumbuh di mana saja menyiratkan harapan agar anggota Pramuka mampu beradaptasi dalam kondisi apa pun.
Keempat, merunut pada sejarah awal gerakan kepanduan dunia. Sebagai pencetus Pramuka, Lord Baden Powell getol dalam berpetualang. Medan perjalanan yang dipenuhi oleh tanah dan lumpur pelan-pelan membikin pakaiannya berubah berwarna cokelat. Alhasil, Powell menginisiasikan agar warna cokelat menjadi seragam anggota Pramuka.
nah kalian sudah tahu kan sekarang? untuk lebih tahu tentang pramuka siaga kalian juga bisa menggunakan aplikasi panduan pramuka siaga.
Dalam Rangka Haul Mbah Guru Ke-57 Sayyid Husein Bin Ja’far Al-Wahad Al-Yamani bertempat di Masjid Mbah Guru Sukolilo – Bancar – Tuban. Mengadakan berbagai kegiatan sebagaimana berikut :
Jadwal Kegiatan Haul Mbah Guru ke-57
Festival Tongklek Pelaksanaan : Senin, 10 September 2018 Pkl.19.00 WIB Start Pasar Layur Banjarjo – Finish Halaman Masjid Mbah Guru Sukolilo. Pendaftaran : 10 Agustus s/d 4 September 2018 Dewan Juri : Pengurus PST Tuban
Teknikal Meeting : Selasa, 4 September 2018 Pkl. 09.00 WIB
Ketentuan Umum : Biaya Pendaftaran Rp.50.000 Alat Musik Tradisional (5 Kentongan) Kostum Bebas, Rapi, dan Sopan Jumlah Peserta Maksimal 20 Orang / Grup Lagu Wajib Yalal Wathan
Poster Festival Tongklek
Festival Hadroh Pelaksanaan : Selasa, 11 Agustus 2018
Gema Sholawat Pengajian Umum : Rabu Malam Kamis, 12 September 2018 Mauidhoh : Habib Husain Bin Hasyim Bin Toha Ba’agil (Khodimul Ma’jlis Ar-Ridwan Tuban) Bersama Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf (Jepara) Di Iringi : Ahbabul Mustofa (Jepara)
Selengkapnya Hubungi Panitia Penyelenggara : Anam Taufiq : 0856-3158-879
Komentar Baru